Mendayagunakan teknologi
komunikasi dan informasi di sekolah adalah salah satu upaya untuk meningkatkan
mutu pendidikan di Indonesia. Berbagai penelitian baik di dalam maupun di luar
negeri menunjukkan bahwa pemanfaatan bahan ajar yang dikemas dalam bentuk media
berbasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dapat meningkatkan kualitas
pendidikan. Bersamaan dengan itu, pada generasi e–learning ini, kesadaran
masyarakat akan proses belajar mengajar dengan menggunakan media TIK akan
semakin besar. Pada sisi lain sejumlah pakar memandang bahwa teknologi
informasi akan mengarahkan manusia pada sebuah proses dehumanisasi tanpa sadar.
B. Pembelajaran Berbasis TIK
TIK adalah salah satu bidang kajian yang beberapa tahun
kebelakang mulai berkembang di negara kita dan telah banyak diimplementasikan
dalam berbagai bidang. Bentuk dari teknologi adalah kumpulan pengetahuan (knowledge) yang
diimplementasikan dalam tumpukan kertas (stacked of papers), atau
sekarang berbentuk file-file dalam media penyimpan seperti disket, CD-ROM,
flash disk. TIK mempunyai pengertian luas yang meliputi segala hal yang
berkaitan dengan proses komunikasi informasi, penggunaan sebagai alat bantu,
manipulasi dan pengolahan informasi. Teknologi Informasi dan Komunikasi
cendrung dikaitkan dengan teknologi terbaru, seperti komputer dan teknologi
yang mutakhir. Teknologi Informasi dan Komunikasi terus mengalami perkembangan
baik dari bentuk, ukuran, kecepatan dan kemampuannya.
Daniel Muijs dan David Reynolds dalam bukunya bertajuk Effective
Teaching, Evidence and Practice,(dalam Suparlan 2007) menjelaskan
beberapa hal tentang kecakapan TIK. Pertama, presenting information.
TIK memiliki kemampuan yang sangat luar biasa untuk menyampaikan informasi.
Ensiklopedia yang jumlahnya beberapa jilid pun dapat disimpan di hard disk.
Bahkan kini telah lahir google earth yang dapat menunjukkan
kepada kita seluruh kawasan di muka bumi kita ini dari hasil foto udara yang
amat mengesankan. Dengan membuka www.google.com, data dan informasi
akan dengan mudah kita peroleh. Mau membuat grafik dan tabel? Itu sangatlah
mudah. Komputer akan dengan senang hati membantu peserta didik untuk membuatkan
grafik dan tabel secara otomatis, dengan hanya memasukkan data sesuai dengan
yang kita inginkan.
Kedua, quick and automatic completion of routine
tasks. Tugas-tugas rutin kita dapat diselesaikan dengan menggunakan bantuan
komputer dengan cepat dan otomatis. Mau membuat grafik, membuat paparan yang
beranimasi, dan sebagainya, dengan mudah dapat dilakukan dengan bantuan
komputer.
Ketiga, assessing and handling information.
Dengan komputer yang dihubungkan dengan intenet, kita dapat dengan mudah
memperoleh dan mengirimkan informasi dengan mudah dan cepat. Melalui jaringan
internet, kita dapat memiliki website yang menjangkau ujung
dunia mana pun. Jangan heran, anak-anak kita dapat dengan mudah melakukan cheating atau
ngobrol dengan temannya yang berada entah di belahan dunia mana.
Teknologi informasi telah memberikan sumbangan yang besar
dalam meningkatkan kualitas pendidikan baik dalam bidang akademik, administrasi
maupun manajemen. Cyber atau electronic learning
(E-Learning) pada hakekatnya adalah pembelajaran melalui pemanfaatan
teknologi komputer atau internet untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi
dan bimbingan. Istilah e-Learning atau eLearning mengandung pengertian yang
sangat luas, sehingga banyak pakar yang menguraikan tentang definisi eLearning
dari berbagai sudut pandang. Salah satu definisi yang cukup dapat diterima
banyak pihak misalnya dari Darin E. Hartley [Hartley, 2001] yang
menyatakan: eLearning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang
memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media
Internet, Intranet atau media jaringan komputer lain. Learn Frame.Com
dalam Glossary of eLearning Terms [Glossary, 2001] menyatakan suatu definisi
yang lebih luas bahwa: eLearning adalah sistem pendidikan yang
menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media
Internet, jaringan komputer,maupun komputer standalone. Empy dan
Hartono (2005) mengatakan bahwa terminology e-leraning sendiri dapat
mengacu pada semua kegiatan dan pelatihan yang menggunakan media elektronik
atau teknologi informasi. Sedangkan menurut Soekartawi (2003) dalam Bulletin
Pusat Perbukuan Vol. 8 disebutkan e-learning atau pembelajaran on-line
adalah pembelajaran yang pelaksanaannya didukung oleh teknologi seperti audio,
video, tape recorder, komputer, telephone dan transmisi. Sedangkan Budi
(2005) menamakan dengan istilah blended e-learning adalah
campuran dari pengajaran tatap muka dan pengajaran on-line. Misalnya guru tetap
mengajar sesekali di kelas namun selanjutnya materi kuliah, tugas, ujian atau
kuliah seringkali di sampaikan secar on-line.E-Learning adalah pendekatan
pembelajaran melalui perangkat komputer yang tersambung ke internet, dimana
peserta didik berupaya memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan
kebutuhannya. E-Learning merupakan aplikasi internet yang dapat menghubungkan
antara pendidik dan peserta didik dalam sebuah ruang belajar online (Prakoso,
2005).E.-Learning ternyata untuk mengatasi keterbatasan antara pendidik dan
peserta didik, terutama dalam waktu dan ruang. Jadi tidak harus berada dalam
satu dimensi waktu dan ruang, artinya bisa kapan saja.
Teknologi belajar seperti itu bisa juga disebut sebagai
belajar atau pembelajaran berbasis Web (web based instruction).
Sistem e-learning telah banyak dikembangkan oleh berbagai lembaga pendidikan
dan kini menjadi tulang pungggung bagi pelaksanaan pendidikan jarak jauh. E-learning memberikan
fleksibilitas dalam memilihwaktu dan tempat untuk mengakses pelajaran,
bahkan dapat digunakan fasilitas offline seperti menggunakan
CD/DVD yang dapat dibuka dimana saja dan kapan saja tidak
hanya memanfaatkan jaringan online (internet)ataupun jaringan
lokal (intranet).
Model pembelajaran berbasis TIK dengan menggunakan e-learning berakibat
pada perubahan budaya belajar dalam kontek pembelajarannya. Menurut, Indrajit
(2007), setidaknya ada empat komponen penting dalam membangun budaya belajar
dengan menggunakan model e-learning. Pertama, siswa dituntut secara
mandiri dalam belajar dengan berbagai pendekatan yang sesuai agar siswa mampu
mengarahkan, memotivasi, mengatur dirinya sendiri dalam pembelajaran. Kedua,
pengajar mampu mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan, memfasilitasi dalam
pembelajaran, memahami belajar dan hal-hal yang dibutuhkan dalam pembelajaran.
Ketiga tersedianya infrastruktur yang memadai dan yang keempat administrator yang
kreatif serta penyiapan infrastrukur dalam memfasilitasi pembelajaran. Menurut
Bachtiar, dkk (2007) manfaat dari e-learning adalah :
1. Fleksibel
Memberikan fleksibilitas dalam memilih waktu dan tempat,
kapan dan dimana saja, memiliki akses internetatau tidak. Banyak
fasilitas yang sudah kita pakai saat ini untuk mengimplementasikannya seperti
aksesinternet sudah bisa dimana-mana tidak harus ke warnet atau di
sekolah/kampus bersangkutan, sudah banyaknya tersedia hotspot,
Wi-Fi, WiMAX atau dengan memanfaatkan mobile technology, seperti
: handphone, PDA, laptop/notebook. Atau bagi yang tidak
memiliki koneksi internet, elearning dapat
didistribusikan melaluimovable media seperti : CD/DVD.
2. Efesien
Dengan e-learning kita bisa menghemat waktu
dan biaya. Biaya pengelola dari administrasi dan sarana prasarana pembelajaran,
biaya transportasi, akomodasi dan lain sebagainya. Sehingga biasanya waktu dan
biaya yang selama ini kita boroskan dapat dihemat untuk kegiatan lain yang
menunggu untuk dilakukan. Inilah yang membuat efektifitas kegiatan pembelajar
semakin meningkat.
3. Belajar Mandiri
Pernahkah kita melupakan untuk membuka e-mail, chating dalam
seminggu ? Bagaimana kita mengetahui informasi terbaru tanpa mengakses internet yang
berubah setiap detiknya, bagaimana kita selalu termotifasi untuk mencari tahu
lebih banyak membagi pengalaman dengan sesama dengan sukarela. Inilah yang
melatih kemandirian pelajar diluar negeri sehingga kemampuannya dalam berpikir,
mengolah materi dan menjabarkannya menjadi hal yang biasa. Bedakan dengan
sistem pembelajaran yang kita terapkan selama ini yang hanya mengandalkan
materi dari satu buku saja atau bahkan hanya mengandalkan informasi dari para
pengajar saja.
C. Pergeseran Pusat Pendidikan
E-Learning telah dikembangkan lebih awal di negara-negara maju,
dan kini telah menjalar hingga memasuki negara-negara berkembang. Di
negara berkembang seperti Indonesia, tidak dapat dipungkiri bahwa selama ini
pusat pendidikan ada di Pulau Jawa. Perkembangan yang pesat dibidang teknologi
informasi (TI) ini, terutama sistem pembelajaran E-learning, akan
mengubah peta pusat-pusat pendidikan di tanah air. Saat ini untuk mendapatkan
buku, jurnal, dan artikel-artikel terbaik dapat diperoleh di berbagai website
yang tersedia di internet, bahkan beberapa diantaranya dapat di download secara
gratis. Dengan memanfaatkan website sebagai media, informasi-informasi
yang dibutuhkan terkait dengan pengembangan pendidikan dapat diakses kapan saja
dan dimana saja sesuai selera. Informasi tersebut dapat diakses melalui
alat-alat elektronik seperti handpone, laptop/netbook, personal computer yang
terhubung jaringan internet (online) dengan website atau offline dengan
menggunakan CD/DVD.
Melalui e-learning ini, akses informasi tidak lagi terpusat
hanya pada daerah tertentu, tetapi informasi akan lebih merata di seluruh
propinsi, walaupun dalam hal tertentu, kita tidak dapat mengingkari bahwa
pengembangan pendidikan hingga saat ini masih terpusat di pulau jawa. Cepat
atau lambat pergeseran itu terjadi. Saat ini berbagai e-learning telah
diluncurkan oleh sejumlah negara-negara maju dan lembaga-lembaga pendidikan
internasional yang dapat diakses dengan mudah oleh setiap netter di
seluruh penjuru dunia, termasik di Indonesia.
D. Pergeseran strategi pembelajaran
Prose pembelajaran pada berbagai pendidikan formal berlangsung
melalui tatap muka yang dibatasi oleh ruang dan waktu. Pada sisi lain daya
tampung pendidikan formal semakin terbatas sehingga pemerataan pendidikan
menjadi lambat, oleh karena itu e-learning merupakan salah
satu solusi yang sangat dibutuhkan saat ini. Bagaimana e-learning terlihat
memberi efek positif dalam pembelajaran, seperti halnya kita dapat lihat dalam
keseharian baik di kantor, di rumah, di kampus, sekolah-sekolah semua sudah
mulai terbiasa menggunakan e-mail, chating, blog, dan
yang terbaru adalah, facebook. Ini adalah awal dari
pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran, walaupun dalam
konteks yang berbeda.
Memasuki abad ke -21 pendidik harus mampu mengarahkan peserta
didik agar dapat hidup dalam situasi baru yang muncul dalam diri dan
lingkungannya. Dengan kondisi seperti itu diperlukan kemampuan belajar
bagaimana belajar (learning how to learn). Sementara itu komisi tentang
pendidikan Abad ke 21 (commission of education for the ‘21’ century)
merekomendasikan empat strategi dalam menyukseskan pendidikan. Keempat strategi
tersebut yaitu learning to know, learning to do, learning
to be, learning ti live together. Format-format pendidikan yang mungkin
tersedia di abad ke-21 yaitu Cyber ( E-Learning)
yang merupakan belajar atau pembelajaran melalui pemanfaatan teknologi komputer
dan atau internet, open/distance learning yaitu model belajar
jarak jauh, dimana guru/pelatih dan peserta didik tidak berada dalam satu
tempat dan waktu yang sama, serta tidak bertatap muka secara fisik langsung.
E-Learning merupakan alternatif pembelajaran modern yang
dapat mengubah pradigma pendidikan masa depan, dengan memadukan teknologi
informasi sebagai gerbang pengetahuan dunia dengan kemandirian siswa-siswa
serta pengajar lebih kreatif dalam menyediakan bahan ajar agar lebih menarik
dan dapat diterima oleh siswa tanpa mengurangi daya serap mereka terhadap
materi yang diberikan pada saat tatap muka dikelas. Aplikasiweb merupakan
salah satu teknologi internet yang telah berkembang sejak lama
dan yang paling umum dipakai dalam pelaksanaan pendidikan dan latihan jarak
jauh (e-learning). Pemanfaatan e-learning di lembaga pendidikan
formal mestinya diikuti dengan perubahan pradigma pendidikan, serta pola
kebijakan yang selama ini dianut. E-learning telah mengubah metode pembelajaran
dari metode pembelajaran klasikal menuju metode pembelajaran modern, metode
kuliah jarak jauh ini tidak lagi mengenal ruang dan waktu, metode perkuliahan
dibangun dengan berbasis web, ilmu dibagikan kepada pengguna atau user yang
berkeinginan untuk mempelajari sesuatu tetapi tanpa harus melakukan tatap muka
dengan pengajar, peningkatan jumlah pengguna internet di Indonesia telah memacu
beberapa dosen, pengajar atau siapapun untuk menjadi Guru di dunia maya.
E. Pergeseran Pradigma pembelajaran
Mengacu pada konsep E-learning, maka dalam
situasi masyarakat yang selalu berubah tersebut, idealnya pendidikan seharusnya
merupakan proses yang mengantisipasi dan membicarakan masa depan. Pendidikan
harus berorientasi terhadap masa depan dan memikirkan pemecahan masalah apa
yang dihadapi peserta didik di masa yang akan datang, jadi tidak hanya
berorientasi pada masa lalu dan masa sekarang. Secara empiris sejumlah hasil
penelitian menemukan bahwa rendahnya kualitas pendidikan lebih disebabkan
karena dominannya proses pembelajaran konvensional dengan suasana kelas
cenderung teacher-centered, sehingga pemberdayaan potensi siswa
belum dapat dioptimalkan. Teknologi E-learning secara langsung
mengenalkan bagaimana belajar, berpikir dan memotivasi diri sendiri (self
motivation) yang merupakan aspek-aspek penting yang menunjang keberhasilan
sebuah pembelajaran. Keberadaan E-learning mengubah pradigma pembelajaran
dari teacher centered ke student centered, dan
ini meruapakan salah satu ciri pembelajaran abad 21.
Salah satu cara bagi sekolah untuk merangsang timbulnya
kemampuan siswa maupun guru adalah dengan mengembangkan teknologi dalam kelas,
sehingga mampu mendukung peningkatan aktivias (pembelajaran yang berpusat
pada siswa ) (wimer dalam Mills.2006).
Searah dengan penelitian mengenai pembelajaran bahwa nilai
lebih dari teknologi dalam kelas adalah kemampuannya dalam menyediakan
fasilitas sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik.
Berdasarkan teori belajar mengajar yang berpusat pada siswa, guru dapat
membangun lingkungan yang mendukung pembelajaran “student center”
melalui penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yaitu internet (Mills.
2009). Dan menurut Reeves dalam Mills (2009), bahwa yang membuat internet
begitu bermanfaat dan berguna serta medukung proses belajar mengajar di dalam
kelas adalah tidak hanya dari kemampuannya menghadirkan sejumlah fitur media,
seperti : teks, grafik, animasi, audio, video, dan hyperlink. Tetapi juga mampu
mendukung sejumlah metode pedagogik yang merupakan hal penting dalam proses
belajar mengajar.
Pada prinsipnya, teknologi internet dapat berfungsi sebagai
alat kognitif untuk mecari dan menghadirkan pengetahuan (Derry dalam Mills.
2006). Alat kognitif merupakan partner intelektual untuk mensimulasi dan
fasilitas yang mampu memicu siswa untuk berpikir kritis dalam belajar (Jonassen
dalam Mills. 2009). Beberapa contoh dari alat kognitif adalah termasuk pusat
data (data bases), software multimedia, grafik, dan program bahasa komputer.
Menggunakan teknologi internet dalam mengajar sebagai alat kognitif sangat
potensial untuk memperbesar kemampuan mengajar dan belajar (Oliver dalam Mills.
2006). Adapun perbandingan antara pembelajaran konvensional dan modern daaha
sebagai berikut
Perbandingan Pembelajaran Konvensional dan Pembelajaran
Aktif
|
|
Pembelajaran
Konvensional
|
Pembelajaran
Aktif
|
·
Instruksi
berpusat pada guru
·
Simulasi hanya
satu jenis
·
Hanya satu media
·
Bekerja secara
indifidu
·
Pasif
·
Prinsip bahwa
guru memindahkan informasi yang ada sepenuhya pada siswa
|
·
Berpusat pada
siswa
·
Simulasinya
beragam
·
Banyak media
·
Bekerja sama
dengan siswa lainnya
·
Aktif
·
Terjadi
pertukaran informasi
|
Sumber@ ISTE,iste@iste.org.www.iste.org
Menurut Harrington dalam Mills (2006), beberapa model
pembelajaran bertujuan untuk mendukung aktifitas pembelajaran berbasis web
(internet). Dari berbagai macam teori yang telah ada, Harrington
mengidentifikasi ada empat prinsip pembelajaran yang berbasis web (internet)
yaitu :
1. Akses informasi. Internet hanya digunakan untuk mencari
informasi bagi siswa / pebelajar.
2. Instruksi jaringan. Internet berfungsi untuk meghadirkan
intstruksi-instruksi dalam pembelajaran.
3. Pembelajaran interaktif. Internet berguna sebagai alat
komunikasi dan tukar ide antara siswa, guru dan para ahli..
4. Pengembangan materi, internet digunakan bagi pembelajaran
(siswa dan guru) untuk berkreasi dan mempublikasikan materi.
Ada dua fitur penting dalam internet, yaitu mengakses
informasi dan berinteraksi. Fitur interaksi dalam internet meliputi pengaturan
struktur informasi yang akan digunakan untuk menemukan pengetahuan baru. Fitur
interaksi mendukung komunikasi dan informasi sebagai jalan untuk menemukan
informasi baru. Fitur informasi dan komunikasi dapat dikombinasikan dan
digunakan untuk mendukung penggunaan internet dalam pembelajaran tingkat tinggi
(Mills. 2006). Menurut Mills, (2006). Ada 10 hal terbaik yang dapat
digunakan dari internet dalam kelas yaitu :
1. Bertanya pada ahli, dengan menggunakan internet sebagai alat
komunikasi.
2. Projek kolaborasi, yaitu siswa berada multiipel lokasi dalam
internet.
3. Portofolio elektronik yaitu menggunakan multimedia untuk
mengumpulkan dan mengorganisir dokumen dan dipublikasikan melalui internet.
4. Keypals, yaitu penggunaan e-mail
5. Rencana pembelajaran
6. Pembelajaran online
7. Publikasi
8. Penelitian
9. Perjalanan virtual
10. kuis
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah
memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses
pembelajaran. Menurut Rosenberg (2001), dengan berkembangnya penggunaan
TIK ada lima pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu: (1) dari
pelatihan ke penampilan, (2) dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja, (3)
dari kertas ke “on line” atau saluran, (4) fasilitas fisik ke fasilitas
jaringan kerja, (5) dari waktu siklus ke waktu nyata.
Guru yang mandiri bukan sebagai tukang atau teknisi yang
harus mengikuti satu buku petunjuk yang baku, melainkan sebagai tenaga yang
kreatif yang mampu menghasilkan berbagai karya inovatif dalam bidangnya. Hal
itu harus didukung oleh daya abstraksi dan komitmen yang tinggi sebagai basis
kualitas profesionalismenya. Dalam buku yang berjudul “Reinventing
Education”, Louis V. Gerstmer, Jr. dkk (1995), menyatakan bahwa di
masa-masa mendatang peran-peran guru mengalami perluasan yaitu guru sebagai:
pelatih (coaches), konselor, manajer pembelajaran, partisipan, pemimpin,
pembelajar, dan pengarang.
1. Sebagai pelatih (coaches), guru harus
memberikan peluang yang sebesar-besarnya bagi siswa untuk mengembangkan
cara-cara pembelajarannya sendiri sesuai dengan kondisi masing-masing. Guru hanya
memberikan prinsip-prinsip dasarnya saja dan tidak memberikan satu cara yang
mutlak.
2. Sebagai konselor, guru harus mampu
menciptakan satu situasi interaksi belajar-mengajar, di mana siswa melakukan
perilaku pembelajaran dalam suasana psikologis yang kondusif dan tidak ada
jarak yang kaku dengan guru. Disamping itu, guru diharapkan mampu memahami
kondisi setiap siswa dan membantunya ke arah perkembangan optimal.
3. Sebagai manajer pembelajaran, guru
memiliki kemandirian dan otonomi yang seluas-luasnya dalam mengelola
keseluruhan kegiatan belajar-mengajar dengan mendinamiskan seluruh
sumber-sumber penunjang pembelajaran.
4. Sebagai partisipan, guru tidak hanya
berperilaku mengajar akan tetapi juga berperilaku belajar dari interaksinya
dengan siswa. Hal ini mengandung makna bahwa guru bukanlah satu-satunya sumber
belajar bagi anak, akan tetapi ia sebagai fasilitator pembelajaran siswa.
5. Sebagai pemimpin, diharapkan guru
mampu menjadi seseorang yang mampu menggerakkan orang lain untuk mewujudkan
perilaku menuju tujuan bersama. Disamping sebagai pengajar, guru harus mendapat
kesempatan untuk mewujudkan dirinya sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam
berbagai kegiatan lain di luiar mengajar.
6. Sebagai pembelajar, guru harus secara
terus menerus belajar dalam rangka menyegarkan kompetensinya serta meningkatkan
kualitas profesionalnya.
7. Sebagai pengarang, guru harus selalu
kreatif dan inovatif menghasilkan berbagai karya yang akan digunakan untuk
melaksanakan tugas-tugas profesionalnya.
0 komentar: