Klasifikasi media pembelajaran. Media pembelajaran diklasifikasi berdasarkan
tujuan pemakaian dan karakteristik jenis media. Terdapat lima model klasifikasi, yaitu menurut: (1) Wilbur Schramm, (2) Gagne, (3) Allen, (4) Gerlach dan Ely, dan (5)Ibrahim. Menurut Schramm, media digolongkan menjadi media rumit, mahal, dan media sederhana. Schramm juga mengelompokkan media menurut kemampuan daya liputan, yaitu (1) liputan luas dan serentak seperti TV, radio, dan facsimile; (2) liputan terbatas pada ruangan, seperti film, video, slide, poster audio tape; (3) media untuk belajar individual, seperti buku, modul, program belajar dengan komputer dam telpon. Menurut Gagne, media diklasifikasi menjadi tujuh kelompok, yaitu benda untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar bergerak, film bersuara, dan mesin belajar. Ketujuh kelompok media pembelajaran tersebut dikaitkan dengan kemampuannya memenuhi fungsi menurut hirarki belajar yang dikembangkan, yaitu pelontar stimulus belajar, penarik minat belajar, contoh prilaku belajar, memberi kondisi eksternal, menuntun cara berpikir, memasukkan alih ilmu, menilai prestasi, dan pemberi umpan balik.


Menurut Allen, terdapat sembilan kelompok media, yaitu: visual diam, film,
televisi, obyek tiga dimensi, rekaman, pelajaran terprogram, demonstrasi, buku teks
cetak, dan sajian lisan. Di samping mengklasifikasikan, Allen juga mengaitkan antara
jenis media pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Allen melihat
bahwa, media tertentu memiliki kelebihan untuk tujuan belajar tertentu tetapi lemah
untuk tujuan belajar yang lain. Allen mengungkapkan enam tujuan belajar, antara lain:
info faktual, pengenalan visual, prinsip dan konsep, prosedur, keterampilan, dan sikap.
Setiap jenis media tersebut memiliki perbedaan kemampuan untuk mencapai tujuan
belajar; ada tinggi, sedang, dan rendah.
Menurut Gerlach dan Ely, media dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri fisiknya
atas delapan kelompok, yaitu benda sebenarnya, presentasi verbal, presentasi grafis,
gambar diam, gambar bergerak, rekaman suara, pengajaran terprogram, dan simulasi.
Menurut Ibrahim, media dikelompokkan berdasarkan ukuran serta kompleks
tidaknya alat dan perlengkapannya atas lima kelompok, yaitu media tanpa proyeksi dua
dimensi; media tanpa proyeksi tiga dimensi; media audio; media proyeksi; televisi, video,
komputer.
Berdasarkan pemahaman atas klasifikasi media pembelajaran tersebut, akan
mempermudah para guru atau praktisi lainnya dalam melakukan pemilihan media yang
tepat pada waktu merencanakan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Pemilihan
media yang disesuaikan dengan tujuan, materi, serta kemampuan dan karakteristik
pebelajar, akan sangat menunjang efisiensi dan efektivitas proses dan hasil pembelajaran.

 Karakteristik Media Pembelajaran Dua Dimensi
Media dua dimensi adalah sebutan umum untuk alat peraga yang hanya memiliki
ukuran panjang dan lebar yang berada pada satu bidang datar. Media pembelajaran dua
dimensi meliputi grafis, media bentuk papan, dan media cetak yang penampilan isinya
tergolong dua dimensi.
Media grafis. Media grafis adalah suatu penyajian secara visual yang menggunakan
titik-titik, garis-garis, gambar-gambar, tulisan-tulisan, atau simbul visual yang lain
dengan maksud untuk mengihtisarkan, menggambarkan, dan merangkum suatu ide, data
atau kejadian. Fungsi umum media grafis adalah untuk menyalurkan pesan dari sumber
ke penerima pesan. Sedangkan fungsi khususnya adalah untuk menarik perhatian,
memperjelas ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat
dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan.
Karakteristik media grafis dapat dilihat berdasarkan ciri-cirinya, kelebihan yang
dimilikinya, kelemahannya, unsur-unsur disain dan kriteria pembuatannya, dan jenisjenisnya.
Ciri-cirinya, media grafis termasuk: media dua dimensi sehingga hanya dapat
dilihat dari bagian depannya saja; media visual diam sehingga hanya dapat diterima
melalui indra mata. Kelebihan yang dimiliki media grafis adalah: bentuknya sederhana,
ekonomis, bahan mudah diperoleh, dapat menyampaikan rangkuman, mampu mengatasi
keterbatasan ruang dan waktu, tanpa memerlukan peralatan khusus dan mudah
penempatannya, sedikit memerlukan informasi tambahan, dapat membandingkan suatu
perubahan, dapat divariasi antara media satu dengan yang lainnya. Kelemahan media
grafis adalah: tidak dapat menjangkau kelompok besar, hanya menekankan persepsi indra
penglihatan saja, tidak menampilkan unsur audio dan motion.
Unsur-unsur media grafis sering disebut sebagai unsur-unsur visual, terdiri dari:
titik, garis, bidang, bentuk, ruang, warna, dan tekstur. Jenis-jenis media grafis meliputi:
sketsa adalah gambar sederhana; gambar adalah bahasa bentuk/rupa yang umum; grafik
adalah pemakaian lambang visual untuk menjelaskan suatu perkembangan suatu keadaan;
bagan merupakan penyajian ide-ide atau konsep-konsep secara visual yang sulit bila
hanya disampaikan secara tertulis atau lisan; poster merupakan perpaduan antara gambar
dan tulisan untuk menyampaikan informasi, saran, seruan, peringatan, atau ide-ide lain;
kartoon dan karikatur adalah gambaran tentang seseorang, suatu buah pikiran atau
keadaan dapat dituangkan dalam bentuk lukisan yang lucu; peta datar adalah penyajian
visual yang merupakan gambaran datar dari permukaan bumi; transparansi OHP adalah
suatu karya grafis yang dibuat di atas sehelai plastik yang tembus pandang kemudian
diproyeksikan ke sehelai layar dengan proyektor OHP.
Selain harus memiliki unsur-unsur disain yang bekerja sama membentuk
komposisi yang baik, media grafis juga harus mempertimbangkan dalam pembuatannya
berorientasi pengalaman agar dapat menyenangkan orang yang melihat, sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima. Pada waktu pembuatan media grafis, perlu
memperhatikan faktor-faktor yang mengkombinasikan unsur-unsur disainnya, yaitu:
keseimbangan, kesinambungan, aksentuasi, dominasi dan keseragaman. Faktor
keseimbangan terdiri dari keseimbangan fomal yang sering disebut simetris,
keseimbangan informal yang sering disebut asimetris, dan keseimbangan radial dengan
bentuk disainnya bergerak dari titik pusat berjalan menurut radiusnya. Faktor-faktor
kesinambungan meliputi: repetitif, alternatif, progresif, dan berubah tempat serta ukuran
secara bertahap. Faktor aksentuasi diperlukan untuk menghindari kejenuhan dan
kebosanan bagi penglihatan dengan cara menghindarkan unsur-unsur monoton dan
menonjolkan bagian-bagian yang penting. Faktor dominasi adalah suatu unsur yang dapat
mengikat keseluruhan komposisi sehingga dapat mencapai keutuhan dan kejelasan, dan
faktor keseragaman adalah unsur visual yang hadir berbeda sehingga masalah kejenuhan
dapat teratasi.
Media bentuk papan. Media bentuk papan yang diringkas di sini terdiri dari
papan tulis, papan tempel, papan flanel, dan papan magnet. Fungsi papan tulis adalah
untuk menuliskan pokok-pokok keterangan guru dan menuliskan rangkuman pelajaran
dalam bentuk ilustrasi, bagan, atau gambar. Keuntungan mengunakan papan tulis adalah:
dapat digunakan di segala jenis tingkatan lembaga, mudah mengawasi keaktifan kelas,
ekonomis, dapat dibalik. Kekurangannya adalah: memungkinkan sukarnya mengawasi
aktivitas murid, berdebu, kurang menguntungkan bagi guru yang tulisannya jelek.
Papan tempel adalah sebilah papan yang fungsinya sebagai tempat untuk
menempelkan pesan dan suatu tempat untuk menyelenggarakan suatu display yang
merupakan bagian aktivitas penting suatu sekolah. Keuntungan menggunakan papan
tempel adalah: dapat menarik perhatian, memperluas pengertian anak, mendorong
kreativitas, menghemat waktu, membangkitkan rasa keindahan, dan memupuk rasa
tanggung jawab. Kelemahan-kelemahannya adalah: sulit memantau apakah semua murid
dapat memperhatikan, kemungkinan terjadi gangguan kenakalan, membosankan jika
terlalu lama dipasang. Tugas guru berkaitan dengan papan tempel adalah: membimbing
daya cipta anak, menyarankan ide-ide, memberikan petunjuk komposisi warna,
memberikan penilaian. Tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh siswa adalah: mencari
atau membuat bahan pelajaran, menentukan komposisi warna, memelihara penggunaan
dan keutuhanya.
Papan flanel sering juga disebut sebagai visual board, adalah suatu papan yang
dilapisi kain flanel atau kain yang berbulu di mana padanya diletakan potongan gambargambar
atau simbul-simbul lain. Gambar-gambar atau simbul-simbul tersebut biasanya
disebut item papan flanel. Kegunaan papan flanel adalah: dapat dipakai untuk jenis
pelajaran apa saja, dapat menerangkan perbandingan atau persamaan secara sistematis,
dapat memupuk siswa untuk belajar aktif. Keuntungan papan flanel adalah: dapat dibuat sendiri, item-item dapat diatur sendiri, dapat dipersiapkan terlebih dahulu, item-item
dapat digunakan berkali-kali, memungkinkan penyesuaian dengan kebutuhan siswa,
menghemat waktu dan tenaga. Kelemahannya adalah: pada umumnya terletak pada
kurang persiapan dan kurang terampilnya para guru.
Papan magnet lebih dikenal sebagai white board atau magnetic board adalah
sebilah papan yang dibuat dari lapisan email putih pada sebidang logam, sehingga pada
permukaannya dapat ditempelkan benda-benda yang ringan dengan interaksi magnet.
Papan magnet memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai papan tulis dan sebagai papan tempel
dan sebagai tempat memproyeksikan film atau slide. Keistimewaannya adalah: alat
tulisnya khusus, tidak terkena debu, lebih mudah dipindah-pindahkan, meningkatkan
perhatian dan semangat belajar siswa karena tulisan yang lebih terang. Dibandingkan
dengan papan flanel, papan magnet memang lebih mahal. Namun kelebihannya adalah:
daya rekat tempelan relatif lebih kuat sebagai akibat interaksi magnetik, simbul-simbul
dapat dipindah-pindahkan tanpa mengangkat, lebih bergengsi.
Media cetak. Secara historis, istilah media cetak muncul setelah ditemukannya
alat pencetak oleh Johan Gutenberg pada tahun 1456. Kemudian dalam bidang
percetakan berkembanglah produk alat pencetak yang semakin modern dan efektif
penggunaannya. Jenis-jenis media cetak yang disarikan di sini adalah: buku pelajaran,
surat kabar dan majalah, ensiklopedi, buku suplemen, dan pengajaran berprogram.
Buku pelajaran sering disebut buku teks adalah suatu penyajian dalam bentuk
bahan cetakan secara logis dan sistematis tentang suatu cabang ilmu pengetahuan atau
bidang studi tertentu. Manfaat buku pelajaran adalah: sebagai alat pelajaran individual,
sebagai pedoman guru dalam mengajar, sebagai alat mendorong murid memilih teknik
belajar yang sesuai, sebagai alat untuk meningkatkan kecakapan guru dalam
mengorganisasi bahan pelajaran. Keuntungan penggunaan buku pelajaran adalah:
ekonomis, komprehensif dan sistematis, mengembangkan sikap mandiri dalam belajar.
Surat kabar dan majalah adalah media komunikasi masa dalam bentuk cetak
yang tidak perlu diragukan lagi peranan dan pengaruhnya terhadap masyarakat pembaca
pada umumnya. Ditinjau dari segi isinya, surat kabar atau majalah dapat dibedakan
menjadi surat kabar dan majalah umum dan surat kabar dan majalah sekolah. Fungsi surat
kabar dan majalah adalah: mengandung bahan bacaan hangat dan aktual, memuat data
terakhir tentang hal yang menarik perhatian, sebagai sarana belajar menulis artikel,
memuat bahan kliping yang dapat digunakan sebagai bahan display untuk papan tempel,
memperkaya perbendaharaan pengetahuan, meningkatkan kemampuan membaca kritis
dan keterampilan berdiskusi. Langkah-langkah yang harus diambil guru agar surat kabar
dan majalah berfungsi dengan baik adalah: membangkitkan motivasi membaca, memberi
tugas-tugas yang kontekstual, tampilkan kliping-kliping siswa yang bagus agar menarik minat siswa yang lain, mengadakan diskusi dengan topik berkaitan dengan isi surat kabar
dan majalah, memberikan penghargaan yang wajar atas karya para siswa.
Ensiklopedi atau kamus besar yang memuat berbagai peristilahan ilmu
pengetahuan terbaru akan menjadi sumber belajar yang cukup penting bagi siswa.
Ensiklopedi merupakan sumber bacaan penunjang. Tugas guru adalah memberikan
motivasi dan petunjuk yang tepat kepada siswa agar para siwa menggunakan ensiklopedi
sebagai bacaan penunjang pelajaran.
Buku suplemen dapat berfungsi sebagai bahan pengayaan bagi anak, baik yang
berhubungan dengan pelajaran maupun yang tidak. Buku suplemen dapat menambah
bekal kepada anak untuk memantapkan aspek-aspek kepribadiannya. Yang termasuk
buku suplemen adalah karya fiksi dan non fiksi. Keberadaan buku suplemen dapat
memberikan peluang kepada anak untuk memenuhi minat-minat individual mereka.
Melalui buku suplemen dalam format-farmat yang lebih kecil dan menarik anak-anak
akan menambah perbendaharaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap-sikap baru yang
cukup menunjang kemantapan kepribadiannya. Misalnya, menambah rasa percaya diri
sendiri, bagaimana menjadi pribadi yang menarik, atau belajar karate tanpa guru.
Pengajaran berprogram adalah salah satu sistem penyampaian pengajaran dengan
media cetak yang memungkinkan siswa belajar secara individual sesuai dengan
kemampuan dan kesempatan belajarnya serta memperoleh hasil sesuai dengan
kemampuannya juga. Menurut jenisnya, pengajaran berprogram dibedakan atas dua, yaitu
program linier dan program bercabang. Dalam program linier, kegiatan dibagi menurut
langkah-langkah, dan pada setiap halaman terdiri dari beberapa langkah. Pada setiap
langkah ada bagian yang harus diisi oleh siswa sebagai tes. Penjelasan dan pertanyaan
yang terdapat pada setiap langkah dibuat sedemikian rupa sehingga memberi peluang
kepada siswa untuk menjawab secara benar. Di akhir program diadakan tes untuk menilai
keberhasilan pencapaian tujuan program. Program bercabang juga dibagi-bagi menjadi
langkah-langkah tertentu, tetapi tiap halaman hanya mengandung satu langkah baik
penjelasan maupun pertanyaan. Pada bagian bawah halaman diberikan satu pertanyaan
yang telah disediakan kemungkinan jawaban. Bila siswa memilih kemungkinan jawaban
benar, ia tunjukkan untuk membuka halaman tertentu yang berisi kata-kata pujian bahwa
jawabannya tepat dan memberi peluang melanjutkan ke langkah berikutnya. Tetapi jika
jawaban masih kurang tepat, ia harus kembali ke halaman pertama. Sama halnya dengan
program linier, pada akhir program bercabang juga diberikan tes.
Komik adalah suatu bentuk sajian cerita dengan seri gambar yang lucu. Buku
komik menyediakan ceritera-ceritera yang sederhana, mudah ditangkap dan dipahami
isinya, sehingga sangat digemari baik oleh anak-anak maupun orang dewasa. Menurut
fungsinya, komik dibedakan atas komik komersial dan komik pendidikan. Komik
komersial jauh lebih diperlukan di pasaran, karena: bersifat personal, menyediakan
humor yang kasar, dikemas dengan bahasa percakapan dan bahasa pasaran, memiliki kesederhanaan jiwa dan moral, dan adanya kecenderungan manusiawi universal terhadap
pemujaan pahlawan. Sedangkan komik pendidikan cerderung menyediakan isi yang
bersifat informatif. Komik pendidikan banyak diterbitkan oleh industri, dinas kesehatan,
dan lembaga-lembaga non profit. Pendekatan kritis sangat diperlukan agar komik dapat
memenuhi fungsinya sebagai media pendidikan. Misalnya dengan menganjurkan
beberapa pertanyaan penguji: apa keuntungan dan kerugian komik? Adakah kemugkinan
bahaya yang menyelinap? Bagaimana menggabungkannya dengan media yang lain?
Dengan siswa yang mana komik itu tepat dan dengan yang mana tidak tepat?

0 komentar: